Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah terbatas. Ketidakpastian pembahasan rancangan undang-undang tax amnesty menjadi salah satu penyebab investor galau.
Pada perdagangan Kamis (16/6) lalu, IHSG ditutup melemah 0,01% ke level 4.814,39 dibandingkan posisi hari sebelumnya. Selama sepekan lalu, IHSG memang terlihat tak terlalu banyak bergerak. Pada Senin (13/6). IHSG ditutup di level 4.807.
Publik pasar modal memang cukup menantikan pengesahan tax amnesty. Kabar terakhir dari pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro sampai harus melobi antarfraksi di gedung Senayan.
Krishna Dwi Setiawan, Equity Capital Market Services Lautandhana Securindo, berharap, paling tidak aturan ini bisa segera disahkan pada Juli 2016 ini. “Lima bulan sisanya cukup unruk mengejar ketinggalan pasar. Tapi kalau ternyata tidak bisa disahkan Juli, maka dampaknya tidak akan efektif lagi,” ungkap dia.
Krishna menyebutkan, jika aturan pengampunan pajak gagal diundangkan, maka IHSG akan terpengaruh. Kalau sampai gagal, ada kemungkinan APBN bakal dipangkas hingga Rp 250 triliun. “Sejauh ini sudah dipangkas Rp 50 triliun. Ini saja membuat pasar drop. Apalagi Rp 250 triliun, PDB bisa tidak sampai 5%,” papar Krishna.
Ia memperkirakan IHSG bisa berada di level 4.690 jika nantinya tax amnesty gagal diundangkan. Krishna bilang, jika beleid pajak ini bisa disahkan bulan depan, maka IHSG pun akan terdongkrak. “Bisa ke atas 5.000 ya, karena sebelum ini, kan, pernah menyentuh 4.940,” imbuh Krishyna.
Sebenarnya semua saham akan terkena dampak dari jadi tidaknya pemberlakuan tax amnesty. Saham-saham yang sangat sensitive adalah saham konstruksi. Krishna menuturkan kalau sampai tax amnesty gagal diundangkan, banyak proyek yang akan tertunda, karena ada gangguan dari sisi anggaran.
Yang paling sensitive berikutnya adalah saham perbankan. Maklum, saham-saham sektor perbankan cenderung sensitive dengan isu makroekonomi. Selain itu, saham property juga bakal terkena dampaknya. Namun, dampak ke sektor property tidak sebesar dampak ke sektor kosntruksi.
Lihat Euro
Kepala Riset Mandiri Sekuritas John Rahmat dalam risetnya menyebutkan ada beberapa saham yang bisa menjadi incaran bila tax amnesty berhasil diundangkan. Ia menyebut saham-saham seperti CTRA, BSDE, WIKA, WTON, dan PTPP menarik dilirik.
Muhammad Wafi, analis Bahana Securities, justru beranggapan bahwa nantinya pengesahan tax amnesty mempunyai dua kemungkinan. Pertama, disahkan sebagai undang-undang tetapi nilainya tidak sesuai target. Kedua, tidak disahkan. Jadi hasilnya sama-sama tidak sesuai harapan.
Meski begitu, Wafi meyakini pemerintah masih bisa menambal defisit APBN dengan cara lain, misalnya mencari pinjaman luar negeri. Apalagi neraca perdagangan Indonesia masih baik.
Pemerintah juga bisa memanfaatkan dana investor asing yang melakukan investasi langsung di Indonesia. “Nantinya kalau tidak disahkan IHSG bisa terkoreksi. Tapi tidak akan sampai dibawah 4.700. Kalau disahkan ada kemungkinan kembali 4.900,” ungkap Wafi.
Selama sepekan ke depan Krishna menganalisa isu tax amnesty masih bakal mempengaruhi pergerakan IHSG. Selain itu, dampak penurunan BI rate dari 6,75% menjadi 6,5% Kamis lalu juga masih bakal terasa di pasar.
Sedangkan dari eksternal, pelaku pasar akan memperhatikan hasil rapat para petinggi The Fed pekan ini. Seperti sudah sering disebut, pelaku pasar cukup yakin The Fed masih akan tetap mempertahankan suku bunga.
Selain itu, perhatikan juga hasil referendum Inggris soal rencana keluar dari Uni Eropa. Hasil referendum akan diumumkan pada 23 Juni. Dampak langsung dari keluarnya Inggris, atawa istilah bekennya Brexit, ke IHSG memang kecul. Cuma, indeks kebagian dampak tidak langsungny. Apabila euro melemah, rupiah akan ikut melemah. Pelemahan rupiah akan menjadi sentiment negatif bagi indeks saham.
Krishna memproyeksikan IHSG pekan ini masih akan modar-mandir di kisaran 4.760-4.850. Sementara Wafi menganalisa secara teknikan indeks saham berpotensi menguat. Ia menghitung kisaran pergerakan IHSG sepekan ke depan ada di antara 4.780-4880. Cuma, ia menyarankan investor mewaspadai fluktuasi akibat turunnya volume transaksi selama Ramadhan.
Analis menilai saham-saham komoditas pekan ini menarik untuk dicermati. Wafi menyebut, di antaranya adalah saham ANTM, ADRO dan TINS. Selain itu, pembukaan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta bakal memberika sentiment positif pada saham GIAA.
Jadi, investor sebaiknya masih tetap waspada dan cermat.
Sumber: Tabloid Kontan , 20 Juni – 26 Juni 2016
Penulis : Francisca Bertha Vistika, Lamgiat Siringoringo
http://www.pengampunanpajak.com
info@pengampunanpajak.com
Kategori:Pengampunan Pajak
Tinggalkan Balasan