
Jakarta -Pemerintah gencar menyukseskan program tax amnesty, yang diproyeksi dapat menggenjot pertumbuhan perekonomian Indonesia lebih cepat. Sejumlah instrumen keuangan pun telah disiapkan sebagai amunisi untuk menampung dana repatriasi yang dihasilkan dari program ini.
Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, pemerintah sebaiknya menyiapkan instrumen investasi yang menarik, di luar dari produk Surat Utang Negara (by project). Menurutnya, dengan adanya produk-produk yang berdasarkan proyek tertentu, investasi akan lebih banyak masuk seiring dengan semakin tertariknya investor menanam saham di pasar modal.
Pemerintah pun dianjurkan dapat menyiapkan berbagai insentif seperti pengurangan pajak pada sektor penampung dana repatriasi tadi.
“Tax amnesty bisa genjot pertumbuhan ekonomi kita. Makanya tadi saya usulkan kalau perlu bikin produk-produk by project. Misalnya jalan Jawa Sumatera. Itu satu produk surat utang sendiri. Jangan SUN. Tapi benar-benar by project. Itu kan ada underline nya kan. Nah itu yang membuat orang beli barang baru,” katanya ketika ditemui di UOB Plaza, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
“Kalau sekarang kan orang banyak masuk ke pasar modal, barang-barang sekunder. Nah kalau barang sekunder kan nggak ada efek ke sektor rill. Nah supaya ada jalan kepada sektor rill, kasih aja insentif. Misalnya, kalau orang mau beli obligasi infrastruktur apa misalnya, itu pajaknya dikurangi sekian persen. Orang pada tertarik dong. Buktinya orang IPO 40% aja tertarik dengan mendapat pengurangan pajak 5%. Nah ini supaya orang mau membeli saham atau obligasi itu,” tambahnya.
Menurutnya, dengan arah yang mengombinasikan kerja sama antara pemerintah dan swasta, percepatan pertumbuhan dapat dijaga dengan baik. Walaupun usaha pemerintah menggenjot investasi masuk ke dalam negeri belum tampak realisasinya, hal ini lebih dikarenakan kebutuhan anggaran pemerintah yang masih belum terpenuhi. Untuk itu, dengan adanya tax amnesty, diharapkan adanya percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Menurut saya dengan 5-6% saja (pertumbuhan ekonomi), dengan infrastruktur dari pemerintah dan swasta itu bisa dipercepat, sudah bagus sekali. Saat ini realisasinya memang belum terasa. Masih perlu effort yang lebih besar. Karena kalau melihat kebutuhan pemerintah itu 1000 triliun untuk infrastruktur, itu kan belum tercapai. Paling sekarang baru 500an triliun,” ucapnya.
“Jadi dengan tax amnesty ini kalau kita berharap uang masuk 500 atau 1000 triliun, itu kan bisa kita percepat. Jadi artinya jangan takut dengan defisit current account. Kalau current account itu bisa kita manage, mungkin kita cari pinjaman untuk menjaga devisa. Yang kita takutkan kalau current account kita defisit kan rupiah anjlok, nah itu mungkin dengan pinjaman,” pungkasnya.
Penulis: Eduardo S
Sumber: Detik
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:Pengampunan Pajak
Tok! Daftar 52 RUU Prolegnas Prioritas 2025, RUU Sisdiknas Masuk
PANDUAN LANGKAH DEMI LANGKAH DALAM MELAKUKAN PENGISIAN DAN PELAPORAN PPS – PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA
Slide Pengampunan Pajak 2022 – Slide Program Pengungkapan Sukarela – Slide Tax Amnesty Jilid 2
Tinggalkan komentar