Jokowi Singgung Masalah Ekonomi di Rapimnas Golkar

Ilustrasi Opini - Menyoal Rencana Penerapan Tax Amnesty

INILAHCOM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Saat tiba di acara sekitar pukul 20.00 WIB, Jokowi didampingi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.

Sementara itu, Menkopolhukam Wiranto dan Meko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut B Pandjaitan hadir setengah jam lebih awal dari Presiden.

Sebelum menyampaikan pidatonya, Jokowi menerima deklarasi dukungan Partai Golkar kepada dirinya pada Pemilu 2019 mendatang.

Deklarasi ini dibacakan oleh Koordinator Bidang Polhukam Golkar, Yorrys Raweian yang didampingi oleh seluruh ketua DPD Provinsi Partai Golkar se-Indonesia.

Di dalam pidatonya, Presiden menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah mengalami kesulitan dalam segi ekonomi global dan geo politik.

“Kalau kita lihat, perang di Timur Tengah yang menyebabkan pengungsi berbondong-bondong, berjuta-juta orang menuju ke Uni Eropa. Terorisme yang kita lihat setiap hari, hampir di semua negara selalu ada kejadian bom bunuh diri, bom dimana-mana. Inilah fakta dan realita yang harus dihadapi dalam sebuah kondisi ekonomi dunia yang sulit juga dibarengi geo politik yang tidak mendukung,” tutur Jokowi.

Ia menambahkan, semua negara mengalami kesulitan ekonomi. Tidak ada satu negara pun yang lolos dari kesulitan serta tekanan ekonomi global.

“Ada (ekonomi) yang turun satu persen, dua persen, sampai minus tiga dan mendekati minus tujuh. Ada negara yang presidennya sampai jatuh karena ini. Ada pemerintahan gagal sampai penjarahan. Itulah kesulitan yang ada dan tekanan ekonomi seperti itu juga menekan negara kita, Indonesia,” ucapnya.

Jokowi menilai situasi seperti ini merupakan sebuah keadaan yang tidal normal. Sehingga perlu penyelesaian yang tidak biasa.

“Tidak mungkin tekanan ekonomi seperti ini kita lakukan dengan cara biasa, dengan kerja normal. Tidak akan bisa kita keluar dari situasi sulit itu. Sekarang dibutuhkan kecepatan memutuskan, perubahan kebijakan cepat sehingga di lapangan cepat diantisipasi. Oleh sebab itu, kondisi stabilitas keamanan sangat dibutuhkan negara kita. Oleh sebab itu, kondisi stabilitas politik juga dibutuhkan Indonesia,” jelasnya.

Ia turut mengungkapkan, bahwa selama ini banyak investor serta pengusaha yang sekarang ini meyakini dan memberikan kepercayaan bahwa stabilitas politik dianggap sangat baik.

“Ini patut kita syukuri. Sehingga setiap kebijakan yg memerlukan kecepatan itu ada dukungan dari partai sehingga perubahan yang ada kita lakukan secra cepat,” ucapnya.

Presiden juga menyinggung soal amnesti pajak pada kesempatan ini. Ia mengapresiasi adanya keterlibatan sejumlah pihak yang mendukung percepatan Undang-undang amnesti pajak.

“Kalau lepas dari bulan Juli, momentum kita hilang. Oleh sebab itu, saya berikan apresiasi dukungan parpol. Ada fraksi di DPR cepat menyelesaikan tax amnesty. Kalau momentum lepas, Sulit dikejar karena ekonomi kini sulit diprediksi,” pungkasnya.

Sumber : Inilah.com

http://www.pengampunanpajak.com

info@pengampunanpajak.com



Kategori:Pengampunan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar