Aliran kredit konsumer jadi tumpuan bank

JAKARTA. Sejumlah bank besar menargetkan pertumbuhan kredit konsumer tahun ini tumbuh dua digit alias atas di atas 10%. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, semisal efek kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty dan pelonggaran kebijakan disejumlah sektor oleh regulator perbankan.

Boleh jadi, target ini bukan hanya mimpi. Sebab, hingga semester I 2016, perbankan membukukan pertumbuhan kredit konsumer cukup tinggi. Sebut saja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk.

BNI pada periode Januari-Juni 2016 mampu mencetak pertumbuhan kredit konsumer sebanyak 14%. Medio 2015 lalu, pertumbuhannya hanya 10,6%.

Direktur Konsumer dan Ritel BNI Anggoro Eko Cahyo menyebut, salah satu penyumbang terbesar berasal dari penyaluran kredit di sektor payroll. Bisnis kredit payroll BNI secara year to date per akhir Juni 2016 tumbuh menjadi Rp 6 triliun dari akhir tahun 2015 sebesar Rp 1,5 triliun.

Untuk memperkuat segmen bisnis payroll ini, BNI bakal bekerjasama dengan nasabah korporasi yang payroll-nya belum menggunakan layanan BNI. Tahun ini, secara total BNI menargetkan penyaluran kredit konsumer di atas 10%.

“Kami proyeksi pertumbuhan sedikit di atas tahun lalu,” tutur Anggoro, Kamis (4/8).

Tak jauh beda, Bank Mandiri mencatat kenaikan kredit konsumer sebesar 12,4%. Kenaikan tersebut didorong oleh tiga faktor. Pertama, kredit home equityyang naik sebesar 25,7%.

Lalu kedua, kredit kendaraan bermotor yang tumbuh tumbuh 21,4%. Dan yang ketiga, pertumbuhan bisnis payroll sebesar 25,7% dari periode sama tahun lalu. KPR jadi tumpuan Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 16% di tahun ini.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi mengatakan, pihaknya berharap sektor pendorong kredit konsumsi seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) bisa melaju.

“Secara umum, kami mempunyai basis nasabah dan developer yang cukup besar. Selain itu kami juga punya dua mesin di bisnis ini yaitu Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF),” kata Tardi kepada KONTAN, Rabu (4/8).

Adapun BNI mengincar pertumbuhan kredit KPR dan kartu kredit semester II ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Meski demikian, BNI tetap akan lebih hati-hati dalam menyalurkan KPR dan kartu kredit karena kedua segmen bisnis itu masih sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi.

Pada semester pertama 2016 lalu, penyaluran KPR BNI tumbuh 7,5%. Sedangkan, bisnis kartu kredit meningkat 7% dari periode yang sama tahun lalu.

“Diharapkan untuk konsumer secara umum akan lebih baik tahun ini,” ujar Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo.

Relaksi KPR diprediksi masih bisa mendorong bisnis KPR. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2016 menunjukkan, pertumbuhan kredit konsumsi bank tumbuh sebesar 9,71% menjadi Rp 1.133 triliun.

 

Penulis : Galvan Y

Sumber: KONTAN

http://www.pengampunanpajak.com

info@pengampunanpajak.com

 

 



Kategori:Pengampunan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: