Jakarta – Periode pertama program pengampunan pajak alias tax amnesty berakhir pekan lalu. Program ini dinilai sukses oleh beberapa negara di dunia.
Apa yang membuat program tax amnesty ini sukses? Direktur Perpajakan Internasional, Direktorat Jendral Pajak, John Hutagaol, mengatakan tax amnesty awalnya digelar pada Juli 2016 di mana banyak masyarakat yang ragu program ini akan berhasil.
Namun, beberapa pelonggaran peraturan pajak, dukungan dari stakeholder terkait seperti OJK dan lembaga perbankan membuat program ini diterima masyarakat.
“Terlebih adanya keteladanan dari Presiden (Joko Widodo/Jokowi) kita yang langsung turun ke lapangan untuk mengundang partisipasi masyarakat. Bu Menteri (Keuangan, Sri Mulyani) juga mengundang partisipasi masyarakat, dan semangat dari teman-teman Dirjen Pajak itu dipelopori dan teman-temannya untuk meyakinkan masyarakat kalau program ini itu unggulan kita supaya siap di program keterbukaan informasi tahun 2018,” ujar John Hutagaol, di 88 Kota Kasablanca, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/9/2016).
Hal itu disampaikan di dalam diskusi MarkPlus Center for Economy and Bussiness yang membahas pencapaian program tax amnesty di periode pertama.
Selain itu, John mengatakan tingginya kesadaran masyarakat Indonesia untuk melaporkan harta yang belum didata di SPT-nya untuk memperbaiki kesalahan masa lalu sehingga program ini berhasil.
“Yang paling penting itu kesadaran daripada Indonesia itu sangat pasif dan luar biasa, tax amnesty bisa di bank atau di kantor pelayanan pajak, itu semuanya antre karena masyarakat itu percaya. Karena semuanya itu patuh dan mau memperbaiki masa lalunya. Kita sangat surprise dan Dirjen Pajak kaget dan kagum begitu menyelesaikan masalahnya,” ujar John.
Beberapa masyarakat dari berbagai segmen akademisi hingga tokoh agama juga ikut mensukseskan program ini misalnya di perguruan tinggi, ceramah di beberapa tempat ibadah seperti di gereja, masjid, dan vihara. Serta banyaknya persoalan tax amnesty dibicarakan di tempat kumpulan masyarakat seperti di tempat makan.
“Semua pihak bahu-membahu untuk mensukseskan program ini, perguruan tinggi juga, bahkan kelompok-kelompok arisan ibu-ibu ikutan, di restoran, warung juga bicara tax amnesty, waktu itu lagi ngobrol di warung ada yang ngomong sudah selesai nih masalah gua tentang tax amnesty,” kata John.
Bahkan John menyebut pada periode kedua ini permintaan mengenai ceramah tentang tax amnesty semakin tinggi. Sebelumnya pada periode pertama itu ada warga yang masih mencoba-coba dulu.
Akan tetapi, begitu seriusnya pemerintah itu membeberkan manfaatnya program ini maka program ini semakin diminati masyarakat untuk melaporkan hartanya. Ia yakin, di periode kedua ini banyak diminati masyarakat.
“Saya yakin akan semakin worth it karena semakin mengental dan masyarakat menjadi yakin bahwa masyarakat itu bisa menyelesaikan masalahanya di masalah lalu. Kalau kita lihat ini adalah program pertaubatan di bidang perpajakan, dari bayar 2% dari tambahan harta berarti kita sudah menyelesaikan masalah pajak kita masa lalu, dengan ikut TA itu kompleksitas ketidakpatuhan kita di masa lalu itu bisa lakukan,” ujar John.
Sumber: DETIK
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:Pengampunan Pajak

Tok! Daftar 52 RUU Prolegnas Prioritas 2025, RUU Sisdiknas Masuk
PANDUAN LANGKAH DEMI LANGKAH DALAM MELAKUKAN PENGISIAN DAN PELAPORAN PPS – PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA
Slide Pengampunan Pajak 2022 – Slide Program Pengungkapan Sukarela – Slide Tax Amnesty Jilid 2
Tinggalkan komentar