Wapres: Industri Otomotif Jadi Indikator Pertumbuhan

c571d-tax2bamnesti

Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan industri otomotif menjadi indikator pertumbuhan ekonomi. Bahkan menjadi penggerak industri lainnya.

Hal itu dikatakan Wapres saat membuka secara resmi ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Pameran otomotif tahunan yang saat ini diikuti 361 peserta itu digelar pada 11-21 Agustus 2016 di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), Kawasan BSD City, Tangerang.

“GIIAS merupakan pameran penting. Di banyak negara, industri mobil selalu menjadi indikator. Sebab, industri mobil ada dari hulu hingga hilir. Apabila industri ini berkembang, ribuan industri kecil lainnya ikut berkembang sampai di hilir seperti diler ataupun parts shop,” tutur Wapres dalam sambutannya, Kamis (11/8).

Ia mencontohkan, Amerika Serikat selalu mengacu pertumbuhannya dari indikator kemajuan mobil dan properti. Dua indikator itu kini juga menjadi ukuran di Indonesia. Wapres melanjutkan, industri otomotif di Indonesia mengalami empat tahap perkembangan, mulai dari impor mobil build up dengan bea masuk tinggi, lalu dalam bentuk semi terurai, terurai utuh, hingga saat ini sudah memasuki tahap manufaktur penuh.

“Tentu ini menggembirakan. Penjualan otomotif nasional sudah lebih dari satu juta unit, sedangkan kapasitas produksinya 1,9 juta unit. Artinya, kita siap lebih besar,” kata Wapres.

Wapres menjelaskan, industri otomotif tentu menunjang petumbuhan ekonomi. Kemajuan industri mobil akan memberikan efek tambahan ke industri lain. Karena itulah, pemerintah akan terus mendukung industri ini salah satunya memperlancar jalur logistik, salah satunya dengan membangun pelabuhan. Saat ini akan dibangun pelabuhan otomotif di bagian timur Jawa Barat.

Pertumbuhan ekonomi, industri mobil multiplier, memajukan logistik dan membangun pelabuhan.

Bagi pemerintah daerah, kata Wapres, industri otomotif menjadi salah satu sumber pendapatan berupa pajak kendaraan.

Ia juga berharap industri otomotif nasional juga terus memacu daya saing lewat peningkatan ekspor. Saat ini, ekspor otomotif sudah memberikan kontribusi yang menggembirakan karena terus berkembang. Namun, kata Wapres, Thailand masih lebih baik. Diharapkan, Indonesia bisa mengejarnya.

Kemacetan

Pada kesempatan itu, Wapres juga mengungkapkan bahwa kemajuan industri otomotif juga memberikan dua masalah yang menjadi beban bagi pemerintah. Menurut dia, semakin maju industri otomotif dan penjualan mobil terus meningkat, akan menyebabkan subsidi BBM semakin besar. “Saat ini besaran subsidi sudah diperkecil, jadi pemerintah tidak terbebani akibat kesuksesan industri mobil,” kata dia.

Masalah kedua, kata Wapres, adalah kemacetan. Namun, hal ini juga menjadi bagian dari kelambatan pemerintah dalam membangun infrastruktur jalan. Langkah pemerintah mengatasi kemacetan dengan mengurangi kendaraan di jalan salah satunya dengan menyediakan transportasi publik. Tetapi, lanjut Wapres, kemacetan ternyata menguntungkan industri mobil. Semakin macet, semakin banyak mobil terjual. Sebab, ketika macet, banyak konsumen malah membeli mobil tambahan, untuk anak dan sanak keluarga lainnya.

Tetapi dia mengharapkan, industri mobil nasional memberi keuntungan baik kepada masyarakat pengguna, pengusaha, industrinya secara berkesinambungan, membawa kemajuan teknologi, kecepatan logistik, perdagangan, dan meningkatkan pendapatan pemerintah dari sisi pajak.

“Industri mobil yang pajaknya belum sempurna, ikutlah tax amnesty. Ini sebagai bagian dari kampanye untuk taat pajak,” tambah dia.

Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menjelaskan industri otomotif memberi peran besar dalam ekonomi. Memberi dorongan besar pada pasar domestik dan ekspor industri otomotif indonesia. Penjualan otomotif dalam negeri selama 2009 hingga 2015 tumbuh 18,3%. Tahun lalu, penjualan otomotif sebesar 1.013.291 juta unit. Sedangkan penjualan semester pertama 2016 sebanyak 531.929 atau naik 1,2% dari periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan untuk produksi, pada tahun 2015 sebesar 1.098.780 unit, semester I 2016 mencapai 601.461 unit naik 3,8% dibandingkan periode sama. Sementara itu, ekspor kendaraan jadi tahun 2015 sebanyak 207.691 unit, ekspor kendaraan terurai tahun lalu sebesar 108.770 set, dan kapasitas produksi saat ini sebesar 1.928.131 unit setelah adanya investasi dari beberapa perusahaan.

Yohannes menjelaskan, GIIAS 2016 diikuti total 361 stan, termasuk 31 merek kendaraan dari agen pemegang merek (APM) yang terdiri atas 25 merek kendaraan penumpang seperti Audi, BMW, Chevrolet, Datsun, Daihatsu, Dodge, Ford, Honda, Hyundai, Isuzu, Jaguar, Jeep, KIA, Land Rover, Lexus Mazda, Mercedes-Benz, Mini, Mitsubishi Motors, Nissan, Suzuki, Tata Motors, Toyota, Volkswagen, Wuling, serta enam merek kendaraan komersial yang terdiri dari FAW, Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, Tata Motors dan UD Trucks.

“GIIAS merupakan satu-satunya ajang pameran otomotif di Indonesia yang mendapatkan dukungan dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d’Automobiles), organisasi internasional yang memayungi pameran otomotif dunia. Artinya pameran ini setara dengan Tokyo Motor Show, Auto China Beijing, Frankfrut Auto Show, dan beberapa pameran otomotif dunia lainnya,” ujar Yohannes.

Dalam pameran yang mengusung tema Green Technology for a Better Future ini, tercatat ada sebanyak 22 kendaraan model baru yang rencananya akan diluncurkan. Selain itu, 11 mobil konsep juga akan dihadirkan untuk pertama kalinya di Indonesia.

Sumber : BERITA SATU

http://www.pengampunanpajak.com

info@pengampunanpajak.com



Kategori:Pengampunan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar