Investor Jepang melihat daya tarik Batam sebagai salah satu kota tujuan investasi di Indonesia makin tergerus. Hal itu dipicu oleh tumpang tindihnya perizinan dan maraknya kerja sama perdagangan di dunia yang bisa memangkas hambatan perdagangan. BP Batam kudu bisa bikin terobosan baru untuk menarik investasi.
Presiden Direktur Organisasi Perdagangan Luar Negeri Japan External Trade Organization (Jetro) Daiki Kasugahara mengatakan, pada era 1990-an Batam menarik perhatian sebagai basis ekspor karena ditetapkan sebagai zona perdagangan bebas (FTZ) oleh pemerintah.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga memiliki berbagai keunggulan berupa tenaga kerja, sumber daya alam dan juga daya saing ekspor dengan memanfaatkan keunggulan geografis dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Seiring dengan banyaknya kerja sama perdagangan internasional, investor Jepang semakin selektif dalam memilih lokasi investasi yang dianggap paling menguntungkan di dunia. “Akhir-akhir ini Jepang memilih tujuan investasi yang optimal dibandingkan negara-negara tetangga lainnya. Terus terang, dalam hal daya tarik Batam semakin menurun,” katanya di Jakarta, kemarin.
Untuk itu, lanjut Kasugahara, Jepang menaruh perhatian besar terhadap upaya perbaikan iklim investasi di bawah kepemimpinan pemerintahan Joko Widodo. Diharapkan, hal itu bisa meningkatkan daya saing Indonesia, termasuk Batam.
“Kami juga memberikan penilaian yang cukup tinggi terhadap performa yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo khususnya yang terkait dengan upaya deregulasi dan percepatan perbaikan iklim investasi yang dilakukan melalui terbitnya paket kebijakan ekonomi,” ujarnya.
Ke depan, Kasugahara berharap, pemerintah bisa memulihkan fungsi Batam sebagai pintu masuk atau gateway untuk menjembatani perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Tenggara dan Dunia.
Deputi Bidang Pelayanan Umum Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) Gusmardi Bustami mengatakan, pemerintah terus melakukan upaya perbaikan iklim investasi di Batam misalnya dalam bentuk pengurusan izin investasi tiga jam oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) maupun reformasi manajemen lahan.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan melakukan upaya perbaikan daya saing dalam hal infrastruktur seperti pembangunan kereta ringan cepat (LRT), bandara, dan terminal kontainer. Ke depan, BP Batam akan fokus ke delapan industri, yaitu industri hijau, bongkar muat di tengah laut, informasi dan komunikasi, perbaikan dan pembangunan kapal, elektrik dan elektronik, pariwisata, kilang dan penyimpanan minyak dan gas, serta jasa outsourcing.
Sebelumnya, pemerintah juga sudah menyetujui rencana peralihan Batam dari FTZ menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sebagai informasi, BP Batam mencatat tahun lalu, nilai investasi asing di Batam mencapai 474,06 juta dolar AS di mana sekitar 47,4 juta dolar AS atau 10,01 persen diantaranya berasal dari investor Jepang. Saat ini terdapat 40 perusahaan Jepang yang berinvestasi di Batam dengan nilai investasi mencapai 384 juta dolar AS.
Sumber : http://www.pemeriksaanpajak.com
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:pemeriksaan pajak
Tinggalkan Balasan