Jakarta, CNN Indonesia — Memasuki perdagangan awal pekan sekaligus menandai awal Oktober, pada hari ini (3/10) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat ditopang keberhasilan perolehan dana tebusan periode pertama dari program amnesti pajak.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, bursa saham global akhir pekan lalu berhasil bangkit (rebound) setelah terkoreksi hari sebelumnya akibat kekhawatiran krisis Deustche Bank AG. Hal ini tercermin dari indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx yang naik 0,36 persen di 3.002,24. Sementara, di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,9 persen dan 0,8 persen di 1.8308,15 dan 2.168,27.
“Rally saham di bursa global akhir pekan lalu terutama dipicu rendahnya kekhawatiran atas krisis Deutcshe Bank AG yang mengangkat kembali harga sahamnya dan kemudian berimbas pada saham sektor keuangan lainnya,” ungkap David dalam risetnya, dikutip Senin (3/10).
Selain itu, harga minyak yang kembali menguat akhir pekan lalu di US$48,24 per barel ikut mendorong rally bursa saham global.
Adapun, selama sepekan indeks DJIA dan S&P di Wall Street berhasil menguat masing-masing 0,26 persen dan 0,17 persen melanjutkan penguatan pekan sebelumnya, sedangkan penguatan harga minyak mentah sepekan kemarin mencapai 8,45 persen.
“Hasil debat kandidat presiden Amerika Serikat (AS) yang menempatkan Hillary lebih unggul ketimbang Trump menjadi katalis utama penguatan Wall Street pekan lalu,” terang David.
Untuk perdagangan dalam negeri sendiri, IHSG akhir pekan lalu akhirnya tutup koreksi 67,15 poin (1,23 persen) di 5.364. Artinya, perdagangan saham akhir pekan lalu sekaligus menandai perdagangan akhir September gagal mengangkat IHSG menembus level resisten kuat di 5.470.
Namun sebaliknya, perdagangan didominasi aksi ambil untung pemodal jangka pendek terimbas sentimen negatif dari pasar saham global dan kawasan Asia menyusul meningkatnya perhatian pasar atas persoalan yang dihadapi bank terbesar di kawasan Eropa, Deustche Bank AG.
Namun, rendahnya risiko pasar saham global akhir pekan lalu dan kenaikan harga minyak mentah diprediksi menjadi penopang laju IHSG hari ini selain karena raupan dana tebusan amnesti pajak. Selain itu, peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS juga menjadi faktor positif di pasar saham.
“IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.330 hingga resisten di 5.410 cenderung di teritori positif,” jelas David.
Sementara, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.336 dan resisten 5.488. Menurutnya, laju IHSG hari ini akan bergerak positif ditopang oleh rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperkirakan masih terkendali.
William melihat selama September IHSG masih menunjukkan penguatan tipis atau bisa dikatakan IHSG bergerak datar (sideways). Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam rentang konsolidasi wajar.
“Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan sebaga peluang untuk melakukan akumulasi pembelian bagi investor mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam tren penguatan,” pungkas William. (gen)
Sumber: CNN
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:Pengampunan Pajak
Tinggalkan Balasan