Jika harga gas bisa turun US$ 5 per mmbtu, biaya produksi bisa turun hingga 50%
JAKARTA. Harga gas industri di Indonesia saat ini paling mahal diantara negara-negara anggota Asia Tenggara. Ini menyebabkan daya saing Indonesia dengan negara sahabat menjadi lemah. Bahkan saya saing industri Indonesia mulai dibuntuti Vietnam.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Hendrata Atmoko menyatakan, harga gas sesuai keinginan pemerintah sebesar US$ 6 per mmbtu dalam PP No 40/2016 masih terbilang lebih tinggi dari negara-negara Asean lain, seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Idealnya harga gas bagi industri US$ 5 per mmbtu. Penurunan harga gas ini bisa dilakukan dengan menekan biaya di hilir harus ditekan, biaya transmisi, biaya pipa, biaya segala macam. Biaya hilir ini sebagaian swasta,” jelasnya, Kamis (13/10).
Bila pemerintah memangkas gas di hilir, maka bisa membantu pertumbuhan industri. Jika harga gas,bisa ditekan hingga US$ 5 per mmbtu seperti di negara Asia Tenggara lain, maka harga jual produk bisa bersaing dengan produk impor. Dengan begitu ada efek domino bagi penigkatan produksi dan pemakaian tenaga kerja yang lebih banyak.
Dalam hitungan Hendrata, jika gas US$ 6 per mmbtu, maka biaya produksi bisa turun hingga 12%. Sementara jika harga gas ditekan hingga US$ 5 per mmbtu, maka biaya produksi bisa mencapai 15%. Umumnya komponen biaya gas ke total biaya industri bisa 30%. Induustri pemakai gas adalah naja, keramik dan indutstri plastik.
Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir berjanji, jika harga gas turun menjadi US$ 6 per mmbtu. Maka “saya berjanji tarif listrik akan turun. Hitungannya, lihat harga gasnya dulu,” ujarnya, di Gedung DPR. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Hidayat Trisenputro menyatakan, usulan penurunan harga gas tersebut sudah lama, jadi harusnya bisa segera diberlakukan.
Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro bilang, pemerintah seharusnya mengecek badan usaha lain soal margin gas, “Pertagas Niaga sudah menurunkan margin gas US$ 1 per mmbtu untuk Sumatera Utara sejak 1 Januari 2016. Tolong juga dapat dicek badan usaha lainnya,” ujar dia.
Terkait harga gas yang malas turun, Eks Plt Menteri ESDM Luhut B. Panjaitan bilang, jika harga gas di suatu daerah mahal, bisa diimpor. “Misalnya ke Medan impor saja supaya US$ 7 per mmbtu disbanding sekarang US$ 13 per mmbtu,” imbuh dia.
Perbandingan Harga Gas ke Konsumen Akhir
Negara Harga Status
Malaysia US$ 4 per mmbtu Disubsidi US$ 6 per mmbtu
Vietnam US$ 7 per mmbtu Tidak Disubsidi
Singapura US$ 4 per mmbtu Disubsidi
Indonesia US$ 9-US$ 13 per mmbtu Tidak Disubsidi
Thailand US$ 7,5 per mmbtu Tidak Disubsidi
China US$ 15 per mmbtu Tidak Disubsidi
Sumber: http://www.pemeriksaanpajak.com
http://www.pengampunanpajak.com
Kategori:pemeriksaan pajak
Tinggalkan Balasan