Kisruh Politik Dinilai Bikin Tax Amnesty Seret

Tax Dollars Percent

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) beranggapan, tak kondusifnya situasi politik dan keamanan di Ibukota DKI Jakarta beberapa waktu terakhir, memberi andil pada seretnya program pengampunan pajak atau tax amnesty periode II.

Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prasetyo mengungkapkan, gejolak politik dan keamanan yang terpusat di DKI Jakarta menjadi parameter akan sentimen yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah, termasuk tax amnesty.

“Amnesti ini perkara kepercayaan. Politik yang agak mendung ini mempengaruhi dan Jakarta jadi parameter. Pasalnya, penegakan hukum mendapatkan tekanan sehingga membuat khawatir,” ungkap Yustinus di kawasan Harmoni, Jakarta, Rabu (30/11).

Yustinus mengatakan, pada periode I tax amnesty, situasi politik dan keamanan tak sepanas saat ini, sehingga kepercayaan masyarakat, khususnya wajib pajak (WP) kepada pemerintah dan perbankan mengalir dan bermuara dengan keikutsertaan pada tax amnesty.

Namun, aliran keikutsertaan tax amnesty boleh jadi ‘seret’ lantaran situasi politik dan keamanan saat ini, membuat banyak pihak menunggu dan menduga-duga terkait kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

Pasalnya, banyak kebijakan dan program dalam dunia bisnis, baik perdagangan dan investasi yang ditentukan dari perhitungan keamanan politik dan hukum.

“Karena WP akan bawa uang dalam jumlah besar dan ketika melakukan investasi, mereka akan khawatir, apakah ini menguntungkan atau tidak,” ucap Yustinus.

Oleh karena itu, bila tak ingin tax amnesty ‘seret’ berkepanjangan, lanjut Yustinus, pemerintah perlu segera ‘mengamankan’ negara, terutama kisruh yang terpusat di DKI Jakarta.

“Perlu gerak cepat pemerintah untuk berikan sinyal kepada publik bahwa politik baik-baik saja, hukum bisa ditegakkan dan bukan karena adanya tekanan serta otoritas monter dan sistem keuangan kita kuat,” imbuh Yustinus.

Kepastian keamanan politik tersebut, disebut Yustinus, akan berhasil membuka lagi keran-keran pengalir dana dari WP pada program tax amnesty.

Satu hal lagi yang disebut Yustinus dapat menjadi stimulus keikutsertaan WP dalam tax amnesty, yakni transparansi dan peta jalan reformasi perpajakan.

“Apa saja agendanya sehingga masyarakat yakin ikut tax amnesty itu ada untungnya. Itu bahkan perlu dipaketkan dalam satu kebijakan sendiri,” tandasnya.

Bersebrangan dengan Yustinus, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golongan Karya (Golkar), Mohammad Misbakhun justru menganggap, situasi politik dan keamanan di dalam negeri belum memberikan sentimen negatif pada tax amnesty.

“Gejolak politik tidak terlalu dalam, saya yakin pengaruhnya ke ekonomi belum terasa. Pengaruhnya justru di luar, kemarin orang sempat bilang Trump effect,” kata Misbakhun.

Tak adanya pengaruh tersebut, kata Misbakhun karena masyarakat Indonesia sudah lebih lihai menghadapi gejolak-gejolak seperti ini. Ia meyakini, masyarakat sudah bisa memisahkan mana pengaruh politik dan mana pengaruh ekonomi.

“Dulu, demo sedikit orang langsung menarik uang dari bank. Sekarang, mekanisme politiknya sudah berbeda. Saat ada masalah politik, disikapi dengan tenang,” tambahnya.

Namun, terkait reformasi perpajakan, sependapat dengan Yustinus, Misbakhun menyebutkan, reformasi perpajakan harus dilakukan sesegera mungkin, terutama soal revisi Undang-undang (UU) (KUP).

“Dengan penegakan hukum yang keras, dimulai dengan penegakan UU KUP yang baru. Itu bisa membuat momentum tax amnesty tidak hilang sampai akhir periode III,” tutupnya.

Sumber: CNN INDONESIA

http://www.pengampunanpajak.com

info@pengampunanpajak.com



Kategori:Pengampunan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: